Kenakan Baju Adat Aceh, Dosen IAIN Lhokseumawe Jadi Pembicara di KBRI Manila

www.iainlhokseumawe.ac.id – Dr. Nurul Fadhillah, S. Pd, M. Hum dan Nurul Khansa Fauziyah, S. Sos, M, Si menjadi pembicara pada webinar bertajuk “Diversity and Multicularism In Contemporary Time” yang digelar secara virtual oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manila. Jum’at (6/11/2020) kemarin. Keduanya merupakan dosen di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.

Selain keduanya, juga dihadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri diantaranya Dr. Nuril Mufidah, M. Pd dari UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, dan Dr. Noor Rachmawaty, M. Ed dari Universitas Mulawarman, Kalimantan, sedangkan pembicara dari luar negeri diantaranya Dr. Vivencio O. Ballano dan Hadje Cresencio, keduanya merupakan pembicara dari dua kampus terkemuka di Filipina, Manila.

Dalam kesempatan itu, Nurul Khansa memaparkan materinya tentang kebudayaan Sunda, ia menjelaskan bahwa, di tengah arus modernisasi yang bersikap antagonis terhadap alam, masih ada banyak kelompok masyarakat yang bersikap ramah terhadap alam dengan tetap menjalankan tradisi leluhurnya.

“Sikap ramah lingkungan inilah yang membuat mereka siap dengan segala perubahan yang terjadi, termasuk saat virus covid-19 merebak menjadi pandemi.” Tuturnya.

Foto Tangkapan layar Dr Nurul Fadhillah saat memaparkan materi

Sementara itu, nuansa berbeda ditampilkan oleh Dr. Nurul Fadhillah, ia terlihat memaparkan materinya dengan mengenakan balutan pakaian adat Aceh. Menurutnya hal ini karena diundang oleh atase pendidikan dan kebudayaan Kedutaan RI di Manila sebagai pembicara guna mempromosikan pendidikan, adat budaya Indonesia ke Filipina.

Dalam presentasinya, ia memperkenalkan budaya Aceh mulai dari seni tari hingga santapan kuliner. Kemudian perbedaan perubahan budaya dan tradisi di Aceh yang harus disesuaikan selama masa pandemi Covid-19 mewabah khususnya di Aceh.

Ia berharap dengan mengenakan baju adat khas Aceh saat membahas tentang wedding dress dapat langsung memberikan contoh dengan memperlihatkan baju tersebut. “Dengan pakai baju adat, mempromosikan secara langsung budaya Aceh, juga membuat presentasi lebih exciting serta aundiens akan lebih tahu secara mendalam tentang Aceh.” Ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Nurul Fadhillah juga ikut mempromosikan grup seni tari Sanggar Meusigak dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Lhokseumawe ke kancah internasional. (AR)