Mahasiswa KPI Utusan RRI Lhokseumawe Ke PTQ Nasional

www.iainlhokseumawe.ac.id – Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), Nurul Khansa Fauziyah, melepas keberangkatan Kiflan Alghifari di Kantor RRI Lhokseumawe pada Kamis, (30/3/23).

Kiflan merupakan mahasiswa Jurusan KPI asal Lhokseumawe yang akan mewakili provinsi Aceh berlaga ke event nasional pada ajang Pekan Tilawatil Qur’an (PTQ) Radio Republik Indonesia ke-53 yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Dalam pelepasan tersebut, Ketua Jurusan KPI, Nurul Khansa Fauziyah mengungkapkan rasa bangga dengan prestasi-prestasi mahasiswa KPI, ia mengatakan bahwa Jurusan memberi dukungan penuh kepada Kiflan, juga kepada seluruh mahasiswa KPI yang ingin mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai ajang kompetisi, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

“Doa terbaik untuk Kiflan, semoga perjalanannya dilancarkan, dapat menjadi pengalaman berharga, juga kebanggaan bagi orang-orang di sekelilingnya. Barakallah,” ujarnya.

Diketahui sebelumnya, Kiflan Al-Ghifari berhasil menjuarai Cabang Tausiah putra dalam Pekan Tilawatil Quran RRI Lhokseumawe dan berkesempatan mewakili Aceh utusan RRI Lhokseumawe dalam event nasional yang akan diadakan di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 1 April.

Selain itu, mahasiswa KPI, Yulia Pratiwi juga meraih prestasi juara 2 pada cabang tausiah putri.

Bukan untuk pertama kalinya, Da’i muda yang biasa disapa Kiflan ini telah beberapa kali mengharumkan nama kota Lhokseumawe dan juga Aceh dalam berbagai prestasi yang telah dia peroleh selama ini.

Diantaranya mewakili Aceh dalam Pospenas yang dilaksanakan di Solo, lalu mewakili Aceh dalam lomba Pentas di Bekasi, dan segudang prestasi lainnya yang tak kalah luar biasa.

Kiflan berharap, sedikit dari pengalamannya ini dapat memotivasi teman-teman lain dalam mengukir prestasi, karena untuk mendapat kemanisan dari hasil yang besar, harus berlelah-lelah terlebih dahulu.

“Untuk temen-temen yang lain, tetap semangat dan jangan pernah berhenti. Karena untuk menghasilkan sesuatu yang besar harus berkorban terlebih dahulu. Kita dapat merasakan manis nya madu setelah disengat lebah,” tutup Kiflan, menjelang keberangkatannya ke bandara Malikussaleh. (AR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *