Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia Belajar Sejarah di Makam Sultanah Nahrasiyah

www.iainlhokseumawe.ac.idDalam rangka memberikan edukasi dan memperkenalkan sejarah Kerajaan Samudera Pasai, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Tadris Bahasa Indonesia (TBIn) IAIN Lhokseumawe belajar langsung di Komplek makam Sultanah Nahrasiyah, pada 17 Maret 2023 lalu yang berlokasi di Gampong Kuta Krueng, Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara.

Kegiatan belajar tersebut merupakan realisasi Mata Kuliah Keterampilan Menulis bagi mahasiswa TBIn angkatan 2021 tang terdiri dari gabungan unit 1 dan 2 yang melakukan langsung observasi lapangan.

Lina Sundana, M.Pd selaku dosen pengampu dan pembimbing kegiatan menjelaskan, pemilihan lokasi dikarenakan adanya korelasi dengan perubahan bentuk IAIN Lhokseumawe menjadi UIN dan menggunakan nama salah satu ratu dii kerajaan tersebut yakni Sultanah Nahrasiyah.

“Mahasiswa diminta untuk mengobservasi kisah perjuangan dan kebijakan Sultanah Nahrasiyah sebagai ratu pertama dari Kerajaan Aceh sebagai data untuk menulis karya ilmiah sebagi salah satu tugas perkuliahan,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Jurusan Tadris Bahasa Indonesia IAIN Lhokseumawe, Novi Diana, M.Pd mengungkapkan bahwasanya pihaknya sangat mendukung kegiatan positif ini terlebih dalam rangka mempelajari sejarah bagi generasi milenial.

“Kegiatan ini sangat penting dilakukan untuk menambah wawasan mahasiswa TBIN atau jurusan lain untuk lebih mengenal pahlawannya yang saat ini, nama besar tersebut akan menjadi nama besar sebuah kampus peradaban di kota Lhokseumawe, Aceh. Di samping itu, tujuan kunjungan ini berhubungan dengan beberapa matakuliah di jurusan Tadris Bahasa Indonesia,” ungkapnya.

Untuk diketahui bahwa, Sultanah Nahrasiyah adalah Putri dari Sultan Zainal Abidin keturunan ke IV Sultan Malikussaleh. Beliau merupakan seorang ratu agung yang bergelar dengan Rabaksya Khadiyu (sang penguasa berhati pemurah).

Sultanah Nahrasiyah ini menjadi pemimpin kerajaan Samudera Pasai yakni atas pilihan ahli fiqh dan ahli tauhid pada masa tersebut beliau diangkat menjadi penguasa terkuat di Asia Tenggara. Di dinding batu nisan makamnya, dipahatkan tulisan ayat al-Qur’an yakni surah Yasin terdiri atas 83 ayat yang diibaratkan sebagai jantungnya al-Qur’an, dan Sultanah Nahrasiyah ini diibaratkan sebagai jantungnya Sumatera dan negeri Islam Asia Tenggara yang lebih mementingkan kemasalahatan umat pada masa itu.

Dari kisah sejarah Sultanah Nahrasiyah dalam kepemimpinannya membawa beribu motivasi terhadap masyarakat untuk tegas, bertanggung jawab, berbaur dengan masyarakat dan jujur dalam memimpin. Banyak peradaban dan contoh yang dapat diambil dari mengkaji sejarah perjalanan Ratu Nahrasiyah. Di sisi lain, Nahrasiyah juga secara tidak langsung sudah membangun kesetaraan gender di tanah Aceh dengan membuktikan bahwa perempuan mampu untuk menjadi pemimpin.

Dengan berubahnya bentuk IAIN Lhokseumawe menjadi UIN Sultanah Nahrasiyah diharapkan mampu memperkuat pegangan terhadap visi dan misi kampus peradaban dalam mendidik seluruh mahasiswa serta dapat membumikan nilai-nilai kesetaraan gender seperti yang telah diimplementasikan oleh Sultanah Nahrasiyah. (AR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *